Definisi
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proporsisi–proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut
konsekuensi.Contoh Penalaran
Penalaran dibagi menjadi 2 yaitu :
1. 1.
Induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari
yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya
definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata
kunci "dari khusus ke umum"tadi.
contoh induktif :
contoh induktif :
·
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
·
Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
· Kesimpulan
è Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
2. 2.
Deduktif adalah contoh suatu
paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas.
Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau
lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya
berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
contoh deduktif :
Beberapa
tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang.
Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya.
Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Contoh deduktif dari paragraf
diatas adalah yang di garis bawahi “Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir
Nasional jangan pernah belajar “dadakan” ”
Definisi Proporsisi
Proporsisi
adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan
utuh Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi
adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar
atau salah Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
Contoh proposisi
1.
kalimat “Semua manusia adalah
fana”. Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang.
Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah
merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.
2.
Semarang
adalah Ibukota provinsi Jawa Tengah (Proposisi yang bernilai benar karena
Semarang adalah Ibukota Jawa Tengah)
3.
5 + 7 = 10 (Proposisi yang bernilai
salah karena 5+7=12)
Definisi Inferensi
Inferensi adalah sebuah pekerjaan
bagi pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus
siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu
penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau
(penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan
inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan
pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis
(diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Inferensi
atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara
karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh
pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan
jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan
salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi
lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau
pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan
yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut
untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi
adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam
membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna
tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan
(eksplikatur).
Inferensi terbagi menjadi 2, yaitu :
1.
Inferensi
Langsung adalah Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis
(proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan) Konklusi yang ditarik
tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh è “Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang
makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut bahwa “tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut bahwa “tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya”.
2.
Inferensi Tak Langsung adalah Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh
è A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B :
Plafonnya sangat tinggi.
Inferensi yang
menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C:
kamar itu memiliki plafon
Definisi Implikasi
Implikasi
bila didefinisikan bisa disebut sebagai akibat langsung atau konsekueni dari
temuan dan hasil atas suatu penelitian. Secara bahasa, implikasi mempunyai
makna sesuatu yang telah tersimpulkan atau disimpulakan didalam penelitian.
Implikasi berfungsi untuk membandingkan hasil penelitian yang lalu dengan hasil
penelitian yang baru saja dilakukan.
Contoh Implikasi :
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika matahari
bersinar maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa matahari
bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama
artinya jika kalimat di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan
bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari
bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa
hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa
matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau
udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara
dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
Wujud Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi,
atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam
kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai
pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu
berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah
bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Cara Pengujian Evidensi
1.
Cara Menguji Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus
merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara
tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai
evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian
tersebut.
a. Observasi
b. Kesaksian
c. Autoritas
2.
Cara
Menguji Fakta untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu
merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua
bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar
meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
a.
Konsistensi adalah melakukan suatu
kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur
atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang
telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya
adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang
telah di tentukan.
b.
Koherensi adalah bagaimana membuat
peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang
jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph
jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas,
lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.
- Cara Menguji Autoritas Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
a.
Tidak mengandung prasangka
Pendapat
disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau
didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
b.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar
kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh
menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut
dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas,
penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan
memperkuat kedudukannya.
c.
Kemashuran dan prestise
Ketiga
yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang
akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan
prestise pribadi di bidang lain.
d.
Koherensi dengan kemajuan
Hal
keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir
dalam bidang itu.
Referensi :
Nama : Rawdhatul Ma'wa
Kelas : 3EB14
NPM : 26212055
Tidak ada komentar:
Posting Komentar